Guna Cegah Stunting, RSUD Blambangan Intensifkan Poli Anak dan Gizi


BANYUWANGI- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan membuka sejumlah pelayanan kesehatan untuk anak demi mengurangi angka stunting. Pelayanan kesehatan untuk anak tersebut, meliputi pelayanan poliklinik anak dan poliklinik gizi. Dokter Anak di poliklinik anak RSUD Blambangan, dr. Kasih Widhi Astuti, Sp.A mengatakan, fasilitas pelayanan kesehatan yang sangat komprehensif tersebut bisa membantu masyarakat dalam mengatasi persoalan stunting pada anak di Kota Banyuwangi.


“Fasilitas yang kami punya bisa membantu masyarakat untuk pencegahan stunting, dan gangguan tumbuh kembang bisa diintervensi,” jelasnya. Adapun bentuk pelayanan yang dilakukan oleh RSUD Blambangan melalui pemeriksaan ulang serta pembinaan nutrisi yang sesuai.


“Kami mengulangi pemeriksaan mulai dari tinggi badan, berat badan yang kemungkinan stunting atau tidak. Kami juga melakukan cek laboratorium jika misalnya anak tersebut alami anemia, serta cek apakah ada penyakit lainnya,” paparnya.


Stunting sendiri adalah gangguan pertumbuhan anak yang tidak bisa mencapai pertumbuhan yang normal , tinggi badan dan berat badan tidak sesuai dengan normal yang terganggu yang berawal dari kurangnya nutrisi gizi. Menurut dr. Kasih Widhi Astuti, Sp.A,  stunting dapat ditandai dari tinggi badan per umurnya tidak sesuai standar WHO, yaitu dibawah -2. “Hal ini disebabkan karena gangguan nutrisi, sehingga anak tersebut tidak bisa mencapai pertumbuhan yang normal serta tinggi badan dan berat badan tidak sesuai,” jelas dr.Widhi.


RSUD Blambangan bekerja sama dengan puskesmas dan posyandu yang dibantu oleh kader mendeteksi adanya stunting anak dan kemudian dirujuk ke RSUD Blambangan. Dalam pengontrolan dari pihak RSUD Blambangan, pemeriksaan yang dilakukan dengan pemeriksaan secara intensif apakah ada penyakit akan diobservasi. 


Pelayanan poli anak juga memberikan pelayanan untuk kasus stunting dan gizi buruk. Dalam mengatasi persoalan gizi buruk, petugas poli akan melakukan assesment untuk mengetahui status gizi buruk. “Lalu melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan terkait, dan penunjang lainnya, sehingga kita dapat mengidentifikasi faktor risiko pasien gizi buruk,” katanya.


Dr.Widhi menyebut, pihaknya juga akan melakukan intervensi untuk menangani pasien tersebut. Intervensi berupa pemberian pelayanan nutrisi dan medis. “Medisnya bisa diintervensi, dan nutrisi juga diintervensi seperti memberikan kalori untuk menangani gizi buruk,” imbuhnya.


Direktur RSUD Blambangan (dr. H. Widji Lestariono, M.MKes) menambahkan Salah satu fokus RSUD saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. “Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih”, tutur dr Rio.(*)